Minggu, 03 Oktober 2010

DARE TO DREAM

Setiap kita memiliki latar belakang yang berbeda, bahkan nilai-nilai yang berbeda. Semuanya itu memberikan kita suatu cara pandang yang berbeda tentang hidup dan kehidupan. Mungkin saja saya termasuk orang yang beruntung yang dibesarkan ditengah keluarga yang memberi saya kesempatan dan keberanian untuk bermimpi dan bercita-cita setinggi-tingginya. Namun saya menyadari walaupun demikian kenyataan hidup kerap kali membuat saya takut untuk bermimpi dan bercita-cita besar. Tidak bisa, tidak mungkin, belum pernah ada yang mampu, terlalu jauh dari kenyataan, kegagalan masa lalu, penolakan, lingkungan yang pesimis dan situasi-situasi lain yang akhirnya memaksa setiap kita mengubur jauh segala impian dan cita-cita besar kita bahkan membuat kita takut untuk bermimpi. 

Tapi, 'Life stop when you stop dreaming.' Ungkapan ini benar adanya, ketika kita takut dan berhenti bermimpi, kita hanya memiliki hidup tanpa kehidupan dan kegairahan didalamnya. Memang kita hidup dalam dunia yang siap menggilas dan menghancurkan semua idealisme dan impian kita, karena itu saya sangat berkesan dengan perkataan seorang ayah pada anaknya dalam film Pursuit of happyness "You got dream you got to protect it" Begitu berharganya impian itu, jangan biarkan situasi dan kondisi serta kesulitan seperti apapun membunuh impian kita, kita harus menjaga impian kita itu tetap hidup dan tetap ada dalam diri kita. 

Satu lagi pelajaran yang saya dapat ialah, impian itu ternyata tidak cukup hanya dipertahankan tetap hidup, impian itu juga harus diperjuangkan untuk menjadi sebuah kenyataan. 
Saya sering kali tidak merasa siap untuk memperjuangkan apa yang saya inginkan, saya tidak bergerak, menunggu, berharap bahwa impian saya akan menjadi kenyataan, saya merasa cukup dengan meningkatkan segala kualitas yang ada pada diri saya selama proses menunggu impian itu mendatangi saya dan terwujud, butuh berulang-ulang tamparan keras saya terima untuk membuat saya mengerti satu hal bahwa saya hanya punya dua opsi dalam hidup, Yaitu ketika saya tidak siap untuk memperjuangkan impian saya, saya harus siap menerima rasa sakit untuk melihat impian itu hancur. Saya bersyukur akhirnya melalui apa yang saya lewati Tuhan akhirnya membuat saya menyadari kebenaran ini, yang memberikan saya keberanian untuk memperjuangkan setiap impian saya, meskipun masih banyak impian pribadi yang belum berani saya gapai karena sifatnya yang emosional dan tidak prinsip. Tapi bagian saya dalam hidup adalah menyerahkan sepenuhnya segala impian saya menjadi milik Tuhan dan BERJUANG! BERJUANG! BERJUANG! BERJUANG!

Tidak ada komentar: