Sabtu, 26 Maret 2011

Wanita : Penolong yang sepadan

Setelah lama terbisa mendengar kata ini dilontarkan begitu saja, saya baru mengerti apa maksud yang sebenarnya dari kata penolong yang sepadan.
Sejak lama saya bertanya-tanya mengapa dalam Alkitab juga terkesan agak mendikriminasi kedudukan wanita, tidak ada ayat yang membahas mengenai kepemimpinan wanita, kecuali wanita yang dipakai Tuhan dengan maksud mempermalukan kesombongan manusia, selebihnya selalu bahwa wanita tetap tunduk pada suami dsb.

Suatu hari saya bertemu pasangan yang baik istri ataupun suami sama-sama merupakan orang yang tergolong sibuk. Suatu ketika ketika ada suatu acara makan bersama, tampak si suami yang makan sambil menyuapi anak mereka makan, sementara si istri makan disampingnya.
Entah bagaimana, saya merasa pemandangan ini memang agak janggal dan saya merasa pria itu agak kehilangan wibawanya karena hal-hal kecil semacam itu terjadi berulang-ulang.
Dan saya rasa saya makin setuju bahwa ternyata "What men can do woman can do better" mungkin amat sangat benar. Dan dalam hal ini of course woman do much much better.

Saya baru menyadari bertapa pentingnya peranan seorang istri bagi seorang suami, Istri ialah orang pertama yang dapat mentukan wibawa suaminya didepan orang lain. Dan begitu caranya wanita menjadi apa yang disebut seorang penolong, dia menutupi kelemahan suaminya, dia menjaga muka dan wibawa suaminya, Istri yang baik, mereka mendorong suaminya ke tempat yang lebih baik.

Ini yang disebut KODRAT wanita, tapi saya pribadi tidak suka menyebutnya begitu, saya lebih suka menyebutnya KEBIJAKSANAAN wanita khususnya istri untuk sedikit mengecilkan dan menaruh dirinya dibawah suaminya, bukan karena ia lebih lemah atau ketidakberdayaan tapi karena cinta, mematuhi dan taat pada suaminya separti taat pada Tuhan.
Wooooowww goookil, what i say... It's difficult to be a woman!
For me it's just mean that requirement untuk seorang pasangan hidup harus memadai, seseorang yang harus dipatuhi, dijunjung, ditaati seumur hidup, man! it's something we can't play with. May God help us to fill His wonderfull plan for our best. Amin


Sukses dan suksesi

Pertama kali saya mendengar orang besar ini berbicara, kesan yang saya tangkap adalah bahwa ia bukanlah seorang yang mendukung yg namanya emansipasi wanita, dan saya berpikir mungkin karena sudah relatif tua jadi pemikirannya agak sedikit kolot. Hahahhaahahaa... Kesalahan besar karena menilai terlalu cepat, pelajaran yang berharga.
Kenyataannya orang ini merombak seluruh konsep dan pandangan saya tentang apa yang disebut menikah, berkeluarga, membesarkan anak dsb. Sayapun bingung, bagaimana mungkin sekarang saya bisa tertarik membahas topik ini.

Terpengaruh dari modernisasi, emansipasi, kemajuan teknologi, selama 22 tahun hidup saya saya amat sangat jarang memikirkan tentang suatu saat akan menikah, apalagi tentang melahirkan. Terus terang bagi saya konsep itu agak kurang masuk akal, menikah hanya akan menghalangi cita-cita saya, saya hanya punya satu hidup dan begitu banyak hal yang ingin saya pelajari dan ada banyak mimpi yang menunggu diwujudkan dan melahirkan agak terdengar 'seram', belum lagi yang namanya bertengkar dsb, terlalu membuang waktu that's it! Jadi saya merasa mungkin saya tidak menikah.

Pdt Stephen Tong sekali dalam sebuah seminar menyebutkan bahwa "dunia sedang bunuh diri besar-besaran dengan apa yang namanya program KB(Keluarga berencana)"
Apa masalahnya dengan KB? Masalahnya adalah yang melakukan KB adalah justru keluarga yang mampu membesarkan anak-anak dengan baik sementara keluarga-keluarga yang terus melahirkan anak adalah keluarga yang tidak kondusif untuk mendidik dan membesarkan anak-anak mereka, yang mengakibatkan generasi masa depan yang makin tidak berkualitas, semakin hancur karena tidak didik dengan baik di tengah krisis jaman yang semakin dahsyat.

"Orang-orang yang pandai harusnya menikah dengan orang-orang yang juga pandai agar mereka memiliki anak yang jauh lebih pandai demikian baru ada harapan akan masa depan." Ini konsep yang sama sekali baru bagi saya, karena yang saya tau "jika anda pandai tidak apa-apa mendapat pasangan yang tidak pandai"

Anak-anak Tuhan dan orang-orang pandai mungkin seharusnya juga memikirkan serius tentang hal ini, tentang menikah, tentang keturuan Ilahi, membesarkan dan mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya dengan pendidikan yang baik dan takut akan Tuhan, membangun bangsa dan masa depan.


Livin' la vida loca

It's been long time since last time i write this blog, kangeeen... Oh i wonder if i have more time to do what ever i love.. My heart fill with excitement when i imagine i'll got more time to work out, Go to swimming class maybe or dancing or capoueira or ice skating, or travelling as a backpacker, or spend time for social work such teaching, read more books, or spending lazy time in nature, climb a tree, lay in a field to watch the stars rising. In fact i don't have that much time, i'll be happy to my life as an employee and student, and still considering an ideas about taking S3 before age of 30, Owh that's sounds really good, but also really heavy and Germany still be the country i wish i can study to. Coooolll.... Wkwkwkwkwkwk...

Okay here i'm back, collecting the pieces of my broken life, and walking back to life. Yang tidak hancur memang tidak dapat dibangun kembali. I believe in that.
So here i'm gaining my strengh, to have a little braveness to face who i really am... Me, I am, my failure, my unperfectness, my broken. My life now i would mention it, A life after the devastation.