Rabu, 29 Desember 2010

Relatif

Fleksibel                               plin-plan
Optimis                                naif
Percaya diri                          sombong
Hati-hati                                pesimis
Tegas                                   galak
Murah hati                            boros
Hemat                                  pelit
Bijaksana                              sok tua
Peduli                                   kepo
Puitis                                    gombal
Rajin                                     kurang kerjaan
Visioner                                penghayal
Sabar                                    lambat
Cepat                                    tergesa-gesa
Berpendirian teguh                 keras kepala
Memegang prinsip                 kaku
Setia                                     konservatif

Saya percaya banyak hal, juga tidak percaya banyak hal. Saya tidak pernah menyadari bahwa ternyata hal yang begitu mutlakpun dapat menjadi begitu relatif, separti saya percaya semua sifat disebelah kiri adalah sifat-sifat yang baik, sampai saya bertemu orang-orang yang ketika saya katakan fleksibel mereka mengartikannya sebagai plin-plan, bunglon, tidak punya warna sendiri. Saya sangat tidak setuju pada pendapat mereka, tapi sayapun tidak dapat menyalakan mereka karena memang fleksibel dapat diartikan seperti itu. 
Relativitas, satu kata yang menjelaskan semuanya, Tiap orang menciptakan nilainya sendiri apa yang mereka percayai dan anggap benar, tidak ada hal yang semudah tampak luarnya.  Apakah orang minum anggur salah? Apakah orang bermain billiard salah? Apakah orang berteman dengan penjahat salah? Apakah orang berbicara tentang suatu rahasia salah? Tidak ada yang semudah tampak luarnya, kebenaran kecil yang memiliki implikasi luar biasa...
Karena jika semua tidak semudah tampak  luarnya maka ini dan maka itu, maka begini dan begitu, maka tidak bisa begini dan begitu, maka benar ini dan itu, maka dan maka...
A simple truth that isn't simple
~WELCOME TO THE WORLD OF GROWN UP PEOPLE~  


Minggu, 26 Desember 2010

Ikan besar di kolam kecil VS Ikan kecil di kolam besar

Life oh life, Hidup itu sangat menarik ya...^^

Awalnya saya sangat tidak mengerti mengapa muncul wacana "Apa Tuhan menginginkan manusia menjadi pandai?"
Karena menurut saya memang sama sekali tidak ada alasan untuk tidak menjadi pandai, tidak menjadi lebih hebat, lebih berpengetahuan. Kepandaian itu sangat mempesona, saya selalu kagum pada orang-orang pandai, kepandaian itu benar-benar sesuatu yang kerrrreeeennnn!!! 

Sampai suatu saat saya belajar dari sebuah pepatah "katak dalam tempurung" pepatah ini selalu berkonotasi negatif, digunakan untuk menyindir dan merendahkan, tapi pernahkah kita berpikir bertapa bahagianya seekor katak dalam tempurung,  Ia akan hidup dengan bahagia, sampai ia menjadi tua dan mati, karena ia tidak mengenal dunia luar, dan ia memang tidak mempunyai suatu kepentingan untuk mengenal dunia luar. Dunia kecilnya itu adalah segalanya dan itu cukup, dan saya rasa juga bukan kesalahan katak itu bila ia tidak pernah mengenal dunia luar, karena ia tidak pernah tahu bahwa ada dunia selain dunia kecilnya yang sempit itu.
Bagi kita katak itu adalah katak yang bodoh, tapi katak itu tidak pernah tahu bahwa ia bodoh... Dia sangat mungkin menganggap dirinya pandai dan menurut saya dia 100% benar karena dia tidak pernah tahu, bahwa ada yang lebih pandai darinya. Ckckckckckck....

Pada suatu kontes kecantikan seorang juri bertanya pada finalis kontes tersebut "Mana yang anda pilih : menjadi ikan besar di kolam kecil atau ikan kecil di kolam besar?" Menarik sekali ya, pada saat itu si kontestan memilih untuk menjadi ikan besar dikolam kecil. Saya pribadi tidak sependapat sama sekali dan hanya perlu satu detik bagi saya untuk memutuskan pilihan saya (jika pertanyaan itu diajukan pada saya, Hueeeehe...) adalah menjadi ikan kecil di kolam besar, saya sendiri kagum bagaimana bisa saya menjadi seorang yang begitu idealis atau bisa juga naif.
Menurut saya awalnya hidup akan jauh lebih mudah ketika kita adalah ikan besar di kolam kecil, tapi untuk menjadi ikan kecil dikolam besar akan butuh perjuangan. Dan saya tidak pernah dapat menolak tantangan semacam itu, hahahahaha...
Entah optimis atau terlalu sombong you name it!
But then enter to the world of adult, i'm realize nothing as easy be small or big nor living in small or big world. Yang kecil mempunyai kesulitannya sendiri dan begitupun yang besar, tidak ada hal yang begitu sederhana seperti tampak luarnya.
Dan saya kemudian dapat mengerti mengapa pertanyaan seperti ini dilontarkan di ajang kontes kecantikan.  Karena memang tidak ada yang sesederhana tampak luarnya.

Big power come with big responsibility. No matter big or small just be responsible of what you are.

Rabu, 22 Desember 2010

We are soldiers

"We are Soldiers" adalah sebuah judul film yang pernah saya tonton sangat lama sekali, saya lupa persis ceritanya, yang saya ingat persis adalah film ini mengambil setting pada perang dunia ke 2, dan bercerita tentang prajurit amerika yang 'dikorbankan' oleh markasnya karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk menarik prajurit ini dari medan perang, sehingga prajurit-prajurit itu harus berjuang sendiri tanpa supply dari pusat untuk bertahan di medan perang. Yang membuat film ini lebih berkesan bagi saya adalah dalam kebanyakan adegannya, film ini mengkontraskan keadaan medan perang yang suram, dengan keadaan kompleks perumahan asri dimana istri dan anak para prajurit ini berada, dan bagaimana takutnya para istri itu akan tukang pos, karena selalu ada duka dari tiap rumah yang pintunya diketuk oleh tukang pos. Karena kabar yang dibawa oleh tukang pos tidak pernah menjadi kabar baik, tapi keseluruhan cerita itu disambung oleh benang merah yang sama harapan untuk kembali bersama.

Film ini salah satu film yang keren menurut saya, meskipun sebenarnya saya tidak pernah mendukung film atau apapun yang menampilkan kekerasan, karena terbiasa dengan tayangan-tayangan mengandung kekerasan dan pembunuhan dsb membuat kita menjadi kurang peka dan kurang menghargai nyawa manusia, apalagi jika tayangan tersebut ditonton oleh anak-anak yang belum dapat memilah dengan baik. Memang ada baiknya jika kita lebih selektif dengan tontonan, karena apa yang kita saksikan sangat mempengaruhi realitas seperti apa yang kita percayai.

Kembali ke topic hehheheeehehe...
Kerennya film ini terletak pada sikap dari prajurit-prajurit tersebut di medan perang. Meskipun hanya sebentar dan cuma sempat mengalami sedikit saya merasa sangat kagum pada sifat-sifat yang dilatih dan ditanamkan untuk dimiliki oleh seorang prajurit : Kedisiplinan, kesetiaan, ketaatan pada atasan, Kesatriaan, Ketegasan, Memegang janji, kerja keras, pantang menyerah, tidak mengeluh, kekuatan, kebaikan hati, setia kawan, kejujuran, kehormatan, setiap kata-kata yang diucapkan dapat dipegang, Keberanian, Nasionalisme. Banyak orang memandang sisi keras dari militer, tapi saya mengalami sisi lain dari militer dan jatuh cinta kepadanya, Hahahahaaha.... Jadi ingat cita-cita lama melanjutkan ke akpol setelah SMA, sayang tidak dapat terlaksana... Hehehehe...

Terbiasa hidup di jaman modern ini membuat kita menjadi terbiasa dengan kemudahan dan pelan-pelan membuat kita tidak memiliki daya juang, mudah menyerah, lemah.
Seringnya saya memang merasa ingin menjadi singa, mengaum dengan lantang dan gagah, karena saya rasa sekarang sayapun sudah mulai lupa caranya menjadi seorang satria. Fearless, berkobar-kobar, berdiri teguh diatas martabat dan ketulusan hati.
Saya merasa saya ingin memulai hidup saya sekali lagi.

He is 12 years old...

Seorang bocah laki-laki kurus dan lusuh tapi sangat ceria saya tidak tahu umur jelasnya tapi tebakan saya mungkin sekitar 5 atau 6 tahun berteriak-teriak dari atas kopaja, "Grogol, Roxy, ayo! ayo! Grogol, Roxy..."
Berulang-ulang dengan suara lantang.

Mungkin sekitar jam 4 sore, ketika saya berjalan dibelakang seorang tukang sol sepatu, yang saya pikir agak pendek. memikul bambu dengan dua kotak perlengkapan sol sepatu tergantung di ujungnya, baju kotak-kotak hijau kebesaran dan topi yang dipakainya membuat saya sejenak tidak dapat mengenali bahwa tukang sol sepatu itu mungkin baru berumur sekitar 12 tahun. Berjalan, kami berjalan bersisian untuk sesaat.

Dua pemandangan ini saya alami selang beberapa jam saja, entah marah atau sedih, tapi saya merasa sanggat janggal..

Selasa, 14 Desember 2010

:)

:) i'm amazed how could this simple smiley could bless me so much recently...
sangat banyak pertanyaan dan pemikiran di kepala saya akhir-akhir ini, bersyukur juga banyak juga pertanyaan lama saya yang akhirnya saya dapat mengerti mengapa, Syukur kepada Tuhan yang memberikan pengertian.
Love, one of my most interesting topic, tidak ada orang yang dapat menolak dikasihi. Mengasihi adalah cara paling ampuh untuk menenangkan orang lain siapapun itu, mulai dari orang baik, pemberontak, penjahat, orang-orang dengan watak keras, siapapun juga. Memang butuh proses dan tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi tidak ada orang yang dapat menolak untuk dikasihi. It's love one of the largest energy in this world, Love is closest thing to miracle.
Mengasihi menerima orang lain apa adanya, dan didalam penerimaan itu kasih itu mengubahkan, melembutkan yang keras, menguatkan yang gentar, membuat pengecut menjadi pemberani. Love is powerfull and tender, love is relaxing and bouncing.
Saya bersyukur, Cinta itu menemukan saya, dan menerima saya utuh, semuanya... :)
Dear Lord, landak yang Kau peluk itu tidak akan lupa, bahwa hidupnya Kau bayar dengan hidupMu..
Thank for loving me, as You already love me, teach me also to love like You do...
Tuhan Yesus mengasihi dan memberkati kita semua :)