Rabu, 22 Desember 2010

We are soldiers

"We are Soldiers" adalah sebuah judul film yang pernah saya tonton sangat lama sekali, saya lupa persis ceritanya, yang saya ingat persis adalah film ini mengambil setting pada perang dunia ke 2, dan bercerita tentang prajurit amerika yang 'dikorbankan' oleh markasnya karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk menarik prajurit ini dari medan perang, sehingga prajurit-prajurit itu harus berjuang sendiri tanpa supply dari pusat untuk bertahan di medan perang. Yang membuat film ini lebih berkesan bagi saya adalah dalam kebanyakan adegannya, film ini mengkontraskan keadaan medan perang yang suram, dengan keadaan kompleks perumahan asri dimana istri dan anak para prajurit ini berada, dan bagaimana takutnya para istri itu akan tukang pos, karena selalu ada duka dari tiap rumah yang pintunya diketuk oleh tukang pos. Karena kabar yang dibawa oleh tukang pos tidak pernah menjadi kabar baik, tapi keseluruhan cerita itu disambung oleh benang merah yang sama harapan untuk kembali bersama.

Film ini salah satu film yang keren menurut saya, meskipun sebenarnya saya tidak pernah mendukung film atau apapun yang menampilkan kekerasan, karena terbiasa dengan tayangan-tayangan mengandung kekerasan dan pembunuhan dsb membuat kita menjadi kurang peka dan kurang menghargai nyawa manusia, apalagi jika tayangan tersebut ditonton oleh anak-anak yang belum dapat memilah dengan baik. Memang ada baiknya jika kita lebih selektif dengan tontonan, karena apa yang kita saksikan sangat mempengaruhi realitas seperti apa yang kita percayai.

Kembali ke topic hehheheeehehe...
Kerennya film ini terletak pada sikap dari prajurit-prajurit tersebut di medan perang. Meskipun hanya sebentar dan cuma sempat mengalami sedikit saya merasa sangat kagum pada sifat-sifat yang dilatih dan ditanamkan untuk dimiliki oleh seorang prajurit : Kedisiplinan, kesetiaan, ketaatan pada atasan, Kesatriaan, Ketegasan, Memegang janji, kerja keras, pantang menyerah, tidak mengeluh, kekuatan, kebaikan hati, setia kawan, kejujuran, kehormatan, setiap kata-kata yang diucapkan dapat dipegang, Keberanian, Nasionalisme. Banyak orang memandang sisi keras dari militer, tapi saya mengalami sisi lain dari militer dan jatuh cinta kepadanya, Hahahahaaha.... Jadi ingat cita-cita lama melanjutkan ke akpol setelah SMA, sayang tidak dapat terlaksana... Hehehehe...

Terbiasa hidup di jaman modern ini membuat kita menjadi terbiasa dengan kemudahan dan pelan-pelan membuat kita tidak memiliki daya juang, mudah menyerah, lemah.
Seringnya saya memang merasa ingin menjadi singa, mengaum dengan lantang dan gagah, karena saya rasa sekarang sayapun sudah mulai lupa caranya menjadi seorang satria. Fearless, berkobar-kobar, berdiri teguh diatas martabat dan ketulusan hati.
Saya merasa saya ingin memulai hidup saya sekali lagi.

Tidak ada komentar: